
Nekton adalah
kelompok organisme yang tinggal di dalam kolom air, baik di perairan tawar
maupun laut. Kata “nekton" diberikan oleh Ernst Haeckel
tahun 1890 yang berasal dari bahasa Yunani
yang berarti 'berenang'. Ilmu yang mempelajari tentang ikan disebut Nektologi.
Secara umum
Nekton memiliki beberapa sifat sebagai berikut:
- Organisme yang dapat bergerak atau berenang dengan keinginan sendiri.
- Organisme konsumen di daerah pelagic.
- Aktif berenang
- Umumnya invertebrata, namun vertebrata juga ada seperti pisces dan mamalia laut.
- Memiliki masa hidup lebih panjang daripada plankton (invertebrata: 1 tahun, ikan: 5 – 10 tahun).
- Migrasi, misalnya ikan tuna bermigrasi dari feeding ground ke breeding ground hingga sejauh ribuan kilometer. Migrasi lainnya umumnya juga dialami oleh jenis ikan salmon.
2.
Jenis-jenis nekton di laut
2.1. Pembagian Nekton Berdasarkan kelas
Untuk nekton laut, secara
umum dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) kelas :
- Kelas Vertebrata, merupakan nekton bertulang belakang, jumlahnya besar, nekton-nekton tersebut mempunyai tulang keras dan tulang rawan.
- Kelas Moluska, merupakan nekton lunak seperti gurita, cumi-cumi dan kerang.
- Kelas Crustacea, adalah nekton yang mempunyai cangkang atau kulitnya keras, contohnya lobster dan kepiting.
Nekton seperti
ikan yang berkelompok dapat diklasifikasikan dalam 2 golongan yaitu Golongan
Holoepipelagik dan Golongan Meroepilagik. Penjelasan klasifikasi jenis mengenai
Kelompok Holoepipelagik dan Meroepilagik dapat dilihat dibawah ini :
A. Golongan Holoepipelagik
Holoepipelagik
adalah golongan ikan yang menghabiskan seluruh waktunya di daerah epipelagik.
Kelompok ikan ini mencakup ikan-ikan hiu tertentu (cucut,martil, hiu mackerel,
cucut biru), kebanyakan ikan terbang, tuna, setuhuk, cucut gergaji, lemuru,
ikan dayung, dan lain-lain.
B. Golongan Meroepilagik
Meroepipelagik
adalah golongan ikan yang menghabiskan sebagian waktu hidupnya di daerah
epipelagik. Meropelagik dapat dibagi lagi berdasarkan pola hidup masing-masing
organisme, diantaranya :
·
Kelompok Organisme yang menghabiskan sebagian waktu hidupnya
di daerah epipelagik, kelompok ini beragam dan mencakup ikan yang menghabiskan
masa dewasanya di epipelagik tetapi memijah di daerah pantai.
· Kelompok Organisme yang hanya memasuki daerah epipelagik pada
waktu-waktu tertentu, seperti ikan perairan-dalam semacam ikan lentera yang
bermigrasi ke permukaan pada malam hari untuk mencari makan.
·
Kelompok Organisme yang menghabiskan awal daur hidupnya di
epipelagik, tetapi masa dewasanya di daerah lain.
C. Adaptasi nekton di perairan laut
Berbagai macam
adaptasi nekton di laut tentunya setiap spesies akan berbeda tergantung spesies
serta factor lingkungannya, berikut merupakan macam - macam adaptasi secara
umum:
a.
Adaptasi Morfologi
Adaptasi morfologi
merupakan proses penyesuaian diri makhluk hidup yang memperlihatkan perubahan
bentuk dan struktur tubuh. Ciri adaptasi hewan air :
·
Tubuhnya berbentuk torpedo (stream line), hal ini dimaksudkan
untuk meminimumkan hambatan bentuk dan turbulensi. Pada ikan perenang cepat
hampir semua tubuhnya yang biasanya menonjol menjadi tertekan sampai menjadi
pipih yang dapat ditinggikan hanya bila dibutuhkan. Untuk mamalia laut, rambut
menjadi lebih pendek atau tidak ada, sebab rambut lebih menghambat dari[ada
kulit telanjang. Kelenjar susu rata dan alat genital jantan tidak menonjol
kecuali jika sedang berfungsi.
·
Permukaan tubuh licin karena berlendir.
·
Anggota gerak tubuh berupa sirip. Hewan nektonik umumnya
bergerak maju (berenang) dengan melakukan gerakan mengomabak dari tubuh atau
sirip.
·
Anjing laut bertelinga berenang dengan menggunakan sirip
depannya sebagai dayung, sedangkan anjing laut tidak bertelinga menggunakan
kaki belakang yang berselaput renang merentang secara vertikal seperti sirip
ekor ganda pada ikan.
·
Ikan pari dan ikan mola-mola melakukan pergerakan mengombak
pada sirip sebagai tenaga penggerak. Sedangkan tenaga penggerak pada vertebrata
bahari yang bernapas di udara adalah dengan bergerak mendayung, baik yang
dilakukan oleh tungkai depan, belakang atau keduanya.
·
Pada ikan terbang dengan sirip yang besar dapat lolos dari
predatordenga cara mendorong dirinya keluar dari air dan meluncur dengan
siripseperti sayap.
b. Adaptasi Fisiologi
Adaptasi fisiologi
merupakan proses penyesuaian diri makhluk hidup terhadap lingkungan sekitarnya
yang memperhatikan perubahan sistem metabolisme dalam tubuhnya. Ciri adaptasi
hewan air :
·
Dinding sel ikan laut lebih tebal dibandingkan dinding sel
ikan tawar.
·
Ikan air laut banyak meminum air dan mengeluarkan sedikit
urine dalam menyesuaikan tekanan osmosis, sedangkan pada ikan air tawar mengeluarkan
banyak urine dan meminum sedikit air.
·
Kemampuan melayang dan bergerak dengan kecepatan tinggi dalam
air. Kebanyakan ikan dapat mengatur jumlah gas dalam gelembung renangnya dan
mengubah tingkat apungnya. Mamalia bahari, berang-berang, dan anjing laut
menggunakan udara yang terperangkap pada lapisan bawah rambutnya yang lebat
sebagai daya apung. Cumi-cumi mengatur daya apung netral dengan mengganti ion
kimia berat dalam cairan tubuh dengan yang lebih ringan. Mekanisme lain untuk
meningkatkan daya apung adalah dengan menyimpan lipida di dalam tubuh.
c. Adaptasi Tingkah laku
Adaptasi tingkah laku
merupakan proses penyesuaian diri makhluk hidup terhadap lingkungannya dengan
cara memperlihatkan tingkah laku. Ciri adaptasi hewan air :
·
Pengeluaran tinta pada cumi-cumi untuk penyelamatan diri.
·
Munculnya ikan paus ke permukaan air untuk menghirup O2
setiap 30 menit sekali.
·
Migrasi pada ikan salmon untuk melakukan reproduksi di daerah
air tawar.
d. Adaptasi Reproduksi
Reproduksi
merupakan kemampuan individu menghasilkan keturunan sebagai upaya untuk
melestarikan jenis atau kelompoknya.Meskipun tidak semua individu mampu
menghasilkan keturunan, namun setidaknya reproduksi berlangsung pada sebagian
besar individu yang hidup di permukaan bumi ini.
Secara umum
ikan dapat dibedakan atas dua jenis yaitu jantan dan betina
(biseksual/dioecious) dimana sepanjang hidupnya memiliki jenis kelamin yang
sama. Istilah lain untuk keadaan ini disebut gonokhoristik yang terdiri atas
dua kelompok yaitu :
·
Kelompok yang tidak berdiferensiasi, artinya pada waktu
juvenil, jaringan gonad belum dapat diidentifikasi apakah berkelamin jantan
atau betina.
·
Kelompok yang berdiferensiasi, artinya sejak juvenil sudah
tampak jenis kelaminnya apakah jantan atau betina.
Selain
gonokhoristik, dikenal pula istilah hermafrodit yang artinya di dalam tubuh
individu ditemukan dua jenis gonad (jantan dan betina).Bila kedua jenis gonad
ini berkembang secara serentak dan mampu berfungsi, keduanya dapat matang
bersamaan atau bergantian maka jenis hermafrodit ini disebut hermafrodit
sinkroni.Contoh ikan yang bersifat seperti ini adalah Serranus cabrilla,
Serranus subligerius dan Hepatus hepatus. Ikan yang termasuk golongan ini
adalah Sparrus auratus dan Pagellus centrodontus. Bila pada awalnya berkelamin
jantan namun semakin tua akan berubah kelamin menjadi betina maka disebut
sebagai hermafrodit protandri. Sedangkan hermafrodit protogini adalah istilah
untuk individu yang pada awalnya berkelamin betina, namun semakin tua akan
berubah menjadi kelamin jantan seperti dijumpai pada ikan belut.
Perbedaan
seksualitas pada ikan dapat dilihat dari ciri-ciri seksualnya.Ciri seksual pada
ikan terbagi atas ciri seksual primer dan ciri seksual sekunder. Ciri seksual
primer adalah alat/organ yang berhubungan dengan proses reproduksi secara
langsung. Ciri tersebut meliputi testes dan salurannya pada ikan jantan serta
ovarium dan salurannya pada ikan betina.Ciri seksual primer sering memerlukan
pembedahan untuk melihat perbedaannya.Hal ini membuat ciri seksual sekunder
lebih berguna dalam membedakan jantan dan betina meskipun kadangkala juga tidak
memberikan hasil yang nyata.
Pada ikan-ikan epipelagik, tidak ada mekanisme khusus
yang akan memisahkannya dari sesama jenisnya yang bentik atau yang hidup di
perairan dangkal. Tetapi ikan-ikan bertulang keras holonektonik seperti tuna
dan marlin memijahkan telur yang terapung dan mengalami perkembangan di
perairan laut terbuka yang bersifat planktonik. Akibatnya ikan-ikan
menghasilkan telur dalam jumlah yang sangat banyak untuk mengimbangi jumlah
yang hilang akibat dimangsa predator. Lain halnya dengan hiu pelagik. Ikan-ikan
ini menghasilkan beberapa telur atau embrio. Parin (1970) menyatakan bahwa
cucut martil menghasilkan dua embrio sedangkan cucut biru lebih dari lima puluh
empat. Jelas kalau bibit ini harus melewati perkembangannya sebagai plankton,
kesempatannya untuk menghindari pemangsaan sangat kecil. Jadi hiu ini
memperbesar kesempatan hidup bagi keturunannya dengan menahan telur dalam tubuh
betina lebih lama sehingga ketika lahir atau menetas, ukurannya lebih besar dan
lebih tahan terhadap predator yang potensial.
Tingkah laku
reproduksi pada banyak hewan, termasuk ikan merupakan suatu siklus yang dapat
dikatakan berkala dan teratur. Kegiatan reproduksi pada beberapa jenis ikan
hanya terjadi sekali dalam hidupnya (big-bang spawner). Termasuk dalam golongan
ini adalah ikan salmon (onchorhyncus), lamprey laut (Petromyzon marinus) dan
sidat (Anguilla).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar