Senin, 21 Oktober 2024

ALAT TANGKAP IKAN; POLE AND LINE

1. Deskripsi Alat Tangkap Utama dan Alat Bantunya

 

Alat Tangkap Utama (Pole and Line): 

Pole and line adalah alat tangkap ikan yang terdiri dari batang pancing (pole) dan tali pancing (line) yang dilengkapi dengan umpan. Batang pancing biasanya terbuat dari bahan kuat seperti bambu, fiberglass, atau logam ringan, dengan panjang bervariasi (biasanya 2–10 meter). Tali pancing yang digunakan berukuran lebih pendek dan diikatkan pada kail di ujungnya. Biasanya tidak menggunakan gulungan (reel), tetapi hanya berupa tali yang dipegang tangan oleh nelayan.

 

Alat Bantu (Supporting Equipment):

- Umpan hidup: Biasanya berupa ikan kecil seperti ikan teri atau ikan kembung, yang ditempatkan dalam tangki umpan di atas kapal.

- Sistem penyemprot air (water spray system): Berfungsi untuk mensimulasikan percikan air agar menarik perhatian gerombolan ikan pelagis seperti tuna untuk mendekat ke kapal.

- Jala untuk menangkap umpan: Alat jaring kecil yang digunakan untuk menangkap umpan hidup yang kemudian akan digunakan pada pole and line.

- Tangki umpan: Tangki khusus yang digunakan untuk menyimpan umpan hidup agar tetap segar dan aktif.

- Kapal penangkap ikan (fishing vessel): Kapal yang digunakan untuk menampung nelayan dan alat bantu tangkap. Kapal ini biasanya dilengkapi dengan tangki umpan dan sistem penyemprot air.

 The "Pole & Line" fishing - CannedFish

 2. Negara yang Menggunakan Pole and Line

Beberapa negara yang dikenal menggunakan metode penangkapan pole and line antara lain:

- Indonesia: Terutama di wilayah Maluku dan Sulawesi, pole and line digunakan untuk menangkap tuna.

- Jepang: Merupakan salah satu pengguna awal metode ini untuk menangkap tuna di Samudra Pasifik.

- Maladewa: Negara ini sangat terkenal dengan penggunaan metode pole and line untuk penangkapan tuna cakalang.

- Srilanka: Penggunaan pole and line umum di Srilanka untuk menangkap tuna.

- Filipina: Negara ini juga menerapkan metode pole and line, terutama untuk perikanan tuna.

 

 3. Lokasi Penangkapan

Metode pole and line paling umum digunakan di perairan tropis dan subtropis, terutama untuk menangkap ikan pelagis besar seperti tuna. Lokasi penangkapan biasanya meliputi:

- Perairan lepas pantai dan samudra, terutama di area tempat berkumpulnya ikan pelagis.

- Samudra Pasifik dan Samudra Hindia merupakan lokasi penangkapan utama bagi pengguna pole and line seperti di Indonesia, Maladewa, dan Jepang.

- Daerah fishing ground atau tuna ground di sekitar tumpukan arus atau perairan kaya nutrisi tempat ikan pelagis berkumpul.

 

 4. Metode Pengoperasian Pole and Line

Metode pengoperasian pole and line cukup sederhana, namun memerlukan keterampilan dan kerja tim yang baik. Berikut adalah langkah-langkah umum pengoperasiannya:

1. Pencarian ikan: Kapal dilengkapi alat pendeteksi ikan (sonar atau fish finder) untuk menemukan kawanan ikan.

2. Mengumpulkan ikan: Setelah kawanan ikan ditemukan, nelayan menggunakan umpan hidup atau sistem penyemprot air untuk menarik perhatian ikan agar berkumpul di dekat kapal.

3. Menangkap ikan: Setiap nelayan berdiri di sisi kapal dengan alat pole and line. Umpan diikatkan ke kail, dan batang pancing diturunkan ke air. Setelah ikan menggigit umpan, nelayan menariknya secara cepat dan menggoyangkan pole untuk melepaskan ikan dari kail dan melemparkannya ke dalam kapal.

4. Pengulangan: Proses ini terus berulang secara cepat. Setiap nelayan menangkap satu ikan pada satu waktu.

 POLE AND LINE FISHING

 5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan

Keberhasilan penangkapan ikan menggunakan pole and line dipengaruhi oleh beberapa faktor:

- Ketersediaan umpan hidup: Umpan hidup yang segar dan aktif sangat penting untuk menarik perhatian ikan pelagis.

- Kondisi cuaca dan gelombang: Cuaca buruk atau ombak tinggi dapat mengganggu proses penangkapan, terutama dalam memikat kawanan ikan untuk mendekat.

- Keahlian nelayan: Kecepatan dan keterampilan nelayan dalam menggunakan pole and line menentukan jumlah ikan yang dapat ditangkap.

- Jumlah dan jenis ikan target: Keberadaan kawanan ikan pelagis dalam jumlah besar, seperti tuna, menentukan keberhasilan metode ini.

 

 6. Kelebihan dan Kekurangan Pole and Line

 

Kelebihan:

- Ramah lingkungan: Pole and line dianggap salah satu metode penangkapan ikan yang paling ramah lingkungan karena hanya menangkap satu ikan per satu kali penangkapan, sehingga sangat selektif dan meminimalkan tangkapan sampingan (bycatch).

- Kualitas ikan yang lebih baik: Karena setiap ikan ditangani secara individu dan langsung dimasukkan ke dalam kapal, kualitas ikan yang ditangkap dengan metode ini umumnya lebih tinggi dibandingkan metode lainnya.

- Dukungan bagi keberlanjutan perikanan: Metode ini tidak merusak habitat laut seperti karang atau dasar laut, serta mendukung praktik perikanan berkelanjutan.

 

Kekurangan:

- Efisiensi waktu rendah: Setiap kali nelayan hanya dapat menangkap satu ikan, sehingga metode ini tidak efisien dibandingkan dengan jaring besar seperti purse seine atau longline.

- Ketergantungan pada umpan hidup: Keberhasilan metode ini sangat bergantung pada ketersediaan umpan hidup yang berkualitas, yang bisa sulit didapat dalam kondisi tertentu.

- Memerlukan banyak tenaga kerja: Dibutuhkan tim besar nelayan untuk menangani pole and line secara efektif, sehingga metode ini lebih padat tenaga kerja dibandingkan metode penangkapan lainnya.

 

Ikan target dari alat tangkap pole and line umumnya adalah ikan pelagis, terutama ikan-ikan besar yang hidup di kolom air terbuka. Berikut adalah beberapa ikan target utama dalam metode pole and line:

 

 1. Tuna (Thunnus spp.)

   - Deskripsi: Tuna adalah ikan pelagis besar yang menjadi target utama dalam penangkapan pole and line. Spesies tuna yang sering ditangkap antara lain:

     - Tuna Sirip Kuning (Yellowfin Tuna, Thunnus albacares): Berukuran besar dengan panjang bisa mencapai 2 meter, dan berat hingga 200 kg. Tuna ini sering dijumpai di perairan tropis dan subtropis.

     - Tuna Cakalang (Skipjack Tuna, Katsuwonus pelamis): Merupakan spesies tuna yang lebih kecil, dengan panjang mencapai 1 meter dan berat sekitar 10-30 kg. Cakalang adalah ikan yang paling sering ditangkap dalam perikanan pole and line, terutama di Indonesia dan Maladewa.

     - Tuna Sirip Biru (Bluefin Tuna, Thunnus thynnus): Ikan ini adalah salah satu spesies tuna terbesar, dengan berat bisa mencapai 450 kg. Meskipun penangkapan bluefin secara pole and line tidak sepopuler yellowfin dan skipjack, ada beberapa wilayah yang menargetkan tuna ini.

 

   - Lokasi Penangkapan: Tuna sering ditemukan di laut lepas, terutama di daerah-daerah dengan arus laut yang kuat dan suhu hangat, seperti Samudra Pasifik, Samudra Hindia, dan Lautan Atlantik.

 

   - Alasan Menjadi Target: Tuna adalah ikan bernilai ekonomi tinggi di pasar global, terutama dalam industri pengolahan ikan kaleng dan sashimi. Selain itu, tuna memiliki daging yang padat dan bernutrisi tinggi, menjadikannya target utama dalam perikanan komersial.

 

 2. Bonito (Sarda sarda)

   - Deskripsi: Bonito adalah ikan pelagis yang mirip dengan tuna cakalang, dengan panjang rata-rata sekitar 50-70 cm. Ikan ini memiliki tubuh yang ramping dengan garis-garis gelap di sepanjang punggungnya.

  

   - Lokasi Penangkapan: Bonito sering ditemukan di perairan pantai dan laut lepas di berbagai wilayah tropis dan subtropis, termasuk di Samudra Pasifik, Samudra Atlantik, dan Laut Mediterania.

 

   - Alasan Menjadi Target: Bonito adalah ikan yang banyak digunakan dalam industri pengolahan makanan, termasuk produk kalengan. Ikan ini juga populer di pasar lokal sebagai sumber protein utama.

 

 3. Mahi-Mahi (Dolphin Fish, Coryphaena hippurus)

   - Deskripsi: Mahi-mahi adalah ikan pelagis dengan tubuh memanjang dan warna cerah (hijau, biru, dan emas). Ikan ini dapat tumbuh hingga panjang 1-2 meter, dengan berat mencapai 40 kg.

 

   - Lokasi Penangkapan: Mahi-mahi sering ditemukan di perairan hangat dan tropis, terutama di sekitar pantai atau perairan laut dalam dekat garis khatulistiwa.

 

   - Alasan Menjadi Target: Mahi-mahi memiliki daging putih yang lezat dan sering diekspor sebagai ikan segar atau fillet. Selain itu, mahi-mahi juga memiliki siklus hidup yang cepat, sehingga dianggap sebagai ikan yang lebih berkelanjutan untuk ditangkap.

 

 4. Trevalli (Giant Trevally, Caranx ignobilis)

   - Deskripsi: Trevalli adalah ikan predator besar yang dikenal dengan tubuhnya yang kuat dan panjang. Ikan ini dapat tumbuh hingga lebih dari 1,5 meter dan berat mencapai 80 kg.

 

   - Lokasi Penangkapan: Trevalli hidup di perairan hangat di Samudra Hindia dan Pasifik, biasanya di dekat terumbu karang atau perairan pesisir.

 

   - Alasan Menjadi Target: Giant trevally sering ditargetkan dalam perikanan olahraga dan komersial. Ikan ini dikenal dengan dagingnya yang tebal dan sering dijadikan fillet.

 

 5. Ikan Lemuru (Sardinella lemuru)

   - Deskripsi: Lemuru adalah ikan kecil pelagis yang sering digunakan sebagai umpan dalam metode pole and line. Namun, di beberapa wilayah seperti Indonesia, lemuru juga menjadi target utama untuk produksi ikan kaleng.

 

   - Lokasi Penangkapan: Lemuru biasanya ditemukan di perairan pesisir dan lepas pantai di Samudra Hindia dan Pasifik Barat.

 

   - Alasan Menjadi Target: Ikan ini memiliki nilai ekonomi yang tinggi untuk industri pengolahan, seperti untuk produksi sarden kalengan, minyak ikan, dan tepung ikan.

 

 6. Ikan Teri (Anchovy, Engraulidae)

   - Deskripsi: Teri adalah ikan pelagis kecil yang sering digunakan sebagai umpan hidup untuk menarik ikan-ikan besar seperti tuna. Teri memiliki panjang sekitar 10-15 cm dan bergerombol dalam jumlah besar.

 

   - Lokasi Penangkapan: Ikan teri tersebar luas di perairan pantai, terutama di Samudra Pasifik, Samudra Hindia, dan Laut Mediterania.

 

   - Alasan Menjadi Target: Selain digunakan sebagai umpan, ikan teri juga bernilai ekonomi tinggi untuk industri makanan, baik dikeringkan, diasinkan, maupun sebagai bahan baku tepung ikan.

 

atau sashimi. Selain itu, ikan-ikan pelagis kecil seperti ikan teri dan lemuru juga penting dalam metode ini, baik sebagai umpan hidup maupun untuk tujuan komersial. Lokasi penangkapan biasanya berada di laut lepas di perairan tropis dan subtropis, di mana ikan-ikan ini berkelompok.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

INFEKSI FUNGI PADA IKAN

Fungi memiliki peran penting dalam ekosistem, seperti menguraikan bahan organik dan membentuk simbiosis dengan organisme lain. Namun, bebe...