Selasa, 25 November 2014

aow!! kena pisau cukur

pagi ini sedikit mendung, jalan tanah becek. seperti biasa. kebayang ngantor bersendal jepit, tanpa malu dilirik pak rektor. belum lagi kena semprot Ibu Sam yang biasa nyapu ngepel ruangan.

rumput dan dedaunan yang masih basah akibat hujan dan embun semalam. air pasang sungai sudah mulai naik, menggenangi halaman belakang (semak belukar tepatnya). ketika melihat paras di cermin terlihat sesuatu yang berbeda, bikin risau. kumis sudah mulai memanjang. waktunya cukur kumis pikir saya {1}. (namun ada yang saya sayangkan dari perbuatan saya ini. dikemudian hari baru saya pahami yang lebih afdhol adalah merapikan/memendekkannya, bukan mencukur habis) {2}.

naa, ketemu deh tu pisau cukur. senjata pamungkas sudah ditangan. dua pisau berjajar dengan pembungkus serta pegangan berwarna kuning. cukup bagus meski yang paling murah dikelasnya. haha, gak apalah. bagi saya, yang terpenting adalah fungsinya, bukan harganya. simple is better. soal pisau cukur ini, yang terbiasa pasti tau barangnya yang mana.

kriik.. kriik... krikk ....
mungkin begitulah bunyinya. mata pisau membuktikan ketajamannya. deretan kumis sebelah kanan {3} habis dilibas. aneh rasanya, bibir terasa berat sebelah. bibir sebelah kiri terasa lebih dower. ahhh.. tak sampai begitunya kali, tidak sampai seperti yang anda bayangkan. lebih aneh lagi penampakan didepan cermin. wajah 1/2 ganteng bisa jadi cover boy di majalah pelawak pendatang baru tergokil. pelawak jojon yang khas dengan kumisnya pun, bisa jadi akan kalah tenar bila saya muncul di audisi.

mulailah misi penyelesaian separoh kegantengan di tingkatkan.

krook. krook.. krookk...
aow!!
makk jleb, sakitnya tu dibibir. luka menganga sepanjang 2-3 mm. hehe lebar banget yaa. darah segar merembes disekitarnya. alhamdulillah 'ala kullihal {4}..tisu putih ternoda karenanya. cekikikan istriku tercinta cetar membahana memnuhi rumah dinas kami yang kecil. termaksa sarapan pagi lauk saos alami. meski tidak banyak, rasa khasnya masih terasa.

note:
{1} merapikan kumis dan memanjangkan jenggot merupakan salah satu fitrah seorang laki-laki yang disunnah Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam. hal yang demikian dimaksudkan untuk menyelisihi orang kafir, sebagaimana yang diterangkan dalam beberapa hadist Belau:

Dari Aisyah Radhiyallahu 'anha, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

عَشْرٌ مِنْ الْفِطْرَةِ قَصُّ الشَّارِبِ وَإِعْفَاءُ اللِّحْيَةِ وَالسِّوَاكُ وَاسْتِنْشَاقُ الْمَاءِ وَقَصُّ الْأَظْفَارِ وَغَسْلُ الْبَرَاجِمِ وَنَتْفُ الْإِبِطِ وَحَلْقُ الْعَانَةِ وَانْتِقَاصُ الْمَاءِ قَالَ زَكَرِيَّاءُ قَالَ مُصْعَبٌ وَنَسِيتُ الْعَاشِرَةَ إِلَّا أَنْ تَكُونَ الْمَضْمَضَةَ رواه مسلم

"Sepuluh hal yang termasuk fithrah (kesucian); mencukur kumis, membiarkan lebat jenggot, siwak, istinsyaq (memasukkan air ke hidung), memotong kuku, mencuci celah jemari, mencabut bulu ketiak, mencukur rambut kemaluan, dan istinja.” Zakaria berkata: Mush’ab berkata,”Saya lupa yang kesepuluh, kecuali berkumur." [HR Muslim].

dan Sabda  Shallallahu 'alaihi wa sallam yang lain:

 “Cukurlah kumis, biarkanlah jenggot, dan selisilah majusi.” (HR. Muslim, 1/222/260)

{2} keterangan lebih afdholnya merapikan kumis daripada mencukur habis baca disini

{3} Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam menganjurkan untuk mendahulukan yang kanan dalam setiap aktifitas, sebagaimana yang diterangkan dalam beberapa hadist Belau:

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ «يُعْجِبُهُ التَّيَمُّنُ، فِي تَنَعُّلِهِ، وَتَرَجُّلِهِ، وَطُهُورِهِ، وَفِي شَأْنِهِ كُلِّهِ

“Dahulu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam amat menyukai memulai dengan kanan dalam mengenakan sandal, menyisir rambut, bersuci dan dalam urusannya yang penting semuanya” (Muttafaqun ‘alaih).
Hadits ini dikeluarkan oleh Imam Al-Bukhari dalam Shahih-nya dalam Kitabul Wudhu Bab at-Tayammuni fil Wudhu’i wal Ghusli 1/269 hadits no.168, dan Muslim dalam Shahih-nya, dalam Kitabu ath-Thaharati Babut tayammun fith Thahuur wa Ghairih 1/226 hadits no.268.

{4} Sunnah ucapan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam ketika menjumpai hal yang disukai maupun yang tidak disukai:

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- إِذَا رَأَى مَا يُحِبُّ قَالَ « الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ ». وَإِذَا رَأَى مَا يَكْرَهُ قَالَ « الْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ ».

Dari Aisyah, kebiasaan Rasulullah jika menyaksikan hal-hal yang beliau sukai adalah mengucapkan “Alhamdulillah alladzi bi ni’matihi tatimmus shalihat”. Sedangkan jika beliau menyaksikan hal-hal yang tidak menyenangkan beliau mengucapkan “Alhamdulillah ‘ala kulli hal“” [HR Ibnu Majah no 3803 dinilai hasan oleh al Albani]


Tidak ada komentar:

Posting Komentar