Minggu, 22 Juni 2014

NETRALITAS MEDIA MASA

menyoal netralitas media saat pemilu.

bagi orang awam politik macem saya, informasi yang akurat dan berimbang sangat dibutuhkan untuk mendapatkan literatur yang baik untuk menentukan pilihan yang terbaik.  tarohlah media TV, media cetak maupun yang on line akhir-akhir ini. Ibarat hangat-hangat kotoran ayam, hilang ayamnya tinggal kotorannya. walau masih tetap hangat, kehidupan politik yang sudah carut marut tambah gak nyaman dirasakan.TIDAK SEMUA, tapi menurut saya sudah rata-rata media ya begitu. media yang berpihak kepada pemiliknya, mitra kualisinya. media yang seharusnya netral berdasarkan ide liberalisme yang sering mereka usung dan sering skeptis terhadap islam, justru sangat fanatik. dengan keadaan ini, bukannya sempati, justru malah sebaliknya.

setuju sekali dengan artikel "Ironi Demokrasi : 12 Media Ini Menjadi Juru Kampanye Partai Bosnya", sebagaimana yang dimuat globalmuslim.web.id. berikut isinya:
_______________________________________________________

JAKARTA - Ketua Dewan Pers Bagir Manan meminta sejumlah pemilik media untuk menghormati etika jurnalistik karena menurutnya para pemilik yang terjun ke dunia politik menggunakan medianya sebagai sarana mengkampanyekan diri sehingga pers menjadi tidak sehat.

"Dengan menghormati etika jurnalistik berarti mereka ikut menjaga pers yang sehat," kata Bagir seusai acara Menakar Independensi dan Netralitas Jurnalisme dan Media Indonesia di gedung Dewan Pers, Jakarta, Rabu, 26 Maret 2014.

Ini media yang dimiliki bos atau petinggi partai yang disinyalir menunjukkan gelagat tak independen dan tak netral terkait dengan berita politik menjelang pemilihan umum 9 April nanti. Hasil penelitian Masyarakat Peduli Media menunjukkan adanya keberpihakan media terhadap pemiliknya.

Contoh media televisi yang berpihak ke pemiliknya, yakni TV One milik Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie dan Metro TV milik Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh. Lebih banyak menyiarkan Partai Golkar dan Aburizal Bakrie dibanding partai dan calon presiden lainnya.

"Demikian pula Metro TV yang lebih banyak menampilkan Surya Paloh dan narasumber dari Partai NasDem," peneliti dari Masyarakat Peduli Media, Muzayin Nazaruddin.

Keberpihakan tak hanya terjadi di televisi, tapi juga media cetak. Muzayin memaparkan Rakyat Merdeka memberi porsi pemberitaan dominan bagi Dahlan Iskan, pemilik Jawa Pos Group (JPNN).

"Dalam pemberitaan di Rakyat Merdeka, figur Dahlan Iskan selalu digambarkan secara positif," ucap Muzayin Nazaruddin.

Media Indonesia pun begitu. Media Indonesia satu group dengan MetroTV, kata Muzayin, cenderung memberitakan Partai NasDem secara positif. "Jadi, Media Indonesia dan Rakyat Merdeka cenderung berpihak kepada pemiliknya," tutur Muzayin.

Senada dengan Muzayin, Peneliti dari Pemantau Regulasi dan Regulator Media, Amir Efendi Siregar, menyatakan hasil penelitian PR2M, media massa, baik cetak maupun elektronik yang dimiliki politikus, sering digunakan untuk kepentingan pribadi.

Amir mencontohkan MNC TVRCTIOkezone.com, dan koran Seputar Indonesia (Sindo), yang dimiliki Wakil Ketua Umum Partai Hanura, Hary Tanoe.

"Observasi yang dilakukan peneliti menemukan bahwa liputan-liputan di media dalam kelompok MNC tidak hanya bias pemilik, tapi juga ada tendensi untuk menyembunyikan kebenaran," kata Amir.

Karena itu, Muzayin dan Amir merekomendasikan kepada Dewan Pers untuk membuat regulasi demi menjamin independensi media. Dewan Pers selayaknya juga memberi teguran kepada media yang melanggar prinsip-prinsip independensi dan netralitas. 
Ini Konglomerat 12 Media Indonesia :
1. Hary Tanoe - MNC, RCTI, Seputar Indonesia
2. Dahlan Iskan - Jawa Pos Group
3. Jacob Oetama - Kompas Gramedia
4. Eric Thohir - Mahaka Media, Republika
5. Sariatmadja Family - SCTV, Elang Mahkota Teknologi
6. Chairul Tanjung - Detik.com, CT Corp, Trans TV
7. Aburizal Bakrie & Brothers - ANTV, TVONE
8. Surya Paloh - Media Indonesia, MetroTV
9. Adiguna Sutowo - MRA Media
10. Pia Alisjahbana - Femina Group
11. Goenawan Muhamad Yayasan Tempo - Majalah Tempo, Tempo.co
12. James Riady Lippo Group - Berita satu Media Holding
Menurut Penelitian HerbertKrugman menyatakan bahaya #kartelmedia di televisi, orang tua harus mewaspadai apa yang disebut program #MindControl -Pengendalian Pikiran.

Dari penelitian HerbertKrugman dapat dilihat bagaimana dampak menonton televisi meskipun hanya 30 detik namun efeknya akan mengubah dominasi gelombang Beta (analitis / kesadaran) menjadi gelombang Alfa (tidak kritis / mudah di arahkan)
Bahkan penelitian HerbertKrugman menyatakan bahaya #kartelmedia di televisi, orang tua harus mewaspadai apa yang disebut program #MindControl -Pengendalian Pikiran.
Dari penelitian HerbertKrugman dapat dilihat bagaimana dampak menonton televisi meskipun hanya 30 detik namun efeknya akan mengubah dominasi gelombang Beta (analitis / kesadaran) menjadi gelombang Alfa (tidak kritis / mudah di arahkan)
- See more at: http://www.voa-islam.com/read/article/2013/10/27/27332/waspada-mind-control-kartel-media-yahudi-penguasa-racuni-iman/#sthash.mYMCNE64.dpuf
Media Sebagai Juru Kampanye
Pakar komunikasi politik, Dr. Heri Budianto dalam acara launching Political Communication Institute di Hotel Puri Denpasar, Kuningan Jakarta dengan gamblang menyatakan bahwa popularitas Jokowi adalah efek dari pop kultur. Sementara menurut pakar komunikasi massa, Prof. Denis Mcquail dalam bukunya “Teori Komunikasi Massa” menyatakan bahwa eksistensi pop kultur atau budaya massa sangat bergantung kepada media.
Maka, Jokowi sebagai capres dari pop kultur Indonesia tidak diragukan lagi mendapat sokongan besar dari media. Bertindak sebagai juru kampanye, media kita menyiarkan kinerja Jokowi sebagai Gubernur Jakarta ke seluruh penjuru mata angin. Efek citra yang jelas terangkat adalah bahwa kerja regional Jokowi di Jakarta, seolah menjadi kerja nasional bagi bangsa ini seluruhnya.
Banyak pertanyaan mencuat dari kedekatan media dengan sosok Jokowi. Beberapa pihak menduga bahwa ada peran pihak tertentu yang ingin mengendalikan Jokowi dari balik layar. Padahal permasalahannya bisa dilihat secara lebih sederhana.
Dalam acara pertemuan antara Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dengan lembaga-lembaga penyiaran terkait tayangan di bulan suci Ramadhan dua minggu lalu. Muncul pengakuan menarik dari insan pertelevisian bahwa mereka memiliki ketergantungan yang besar terhadap rating. Bahkan perwakilan salah satu stasiun televisi dengan gambalng menyatakan bahwa dalam industri pertelevisian, rating adalah tuhan dan lembaga penentu rating adalah nabinya.
Media yang kita kenal bukanlah lembaga sosial yang memiliki komitment mengabdi untuk masyarakat. Media kita adalah industri, dan selayaknya industri, mereka hidup dari keuntungan. Keuntungan media diraih dari banyaknya iklan dalam suatu program. Dan penentu banyak tidaknya iklan untuk satu program, lembaga rating yang menentukan. Sosok Jokowi diolah dalam sistem ini.
Tafsir sederhana dari ramainya media kita yang mengangkat sosok Jokowi tiada lain disebabkan oleh tingginya rating. Tingginya rating sama dengan banyaknya perolehan iklan yang berakibat pada naiknya keuntungan. Disini, posisi Jokowi tidak beda dengan acara Yuk Kita Senyum (YKS), dua-duanya adalah objek eksploitasi. Artinya tanpa settingan pihak-pihak tertentu pun, sistem industri media kita sudah bermasalah dalam meninggikan sosok dan citra Jokowi.
Jokowi sebagai pribadi mungkin tidak perlu mengeluarkan dana sepeser pun agar citranya naik, tapi eksploitasi media terhadap sosoknya bisa jadi jauh lebih mahal dan berbahaya dari apa yang bisa dibayangkan. Sebab jika sisi positif Jokowi habis dieksploitasi, giliran sisi negatifnya yang akan diumbar habis. Bukan atas nama keadilan atau keberimbangan dalam berita, tapi atas dasar rating dan keuntungan semata.
Terakhir saya tutup dengan kalimat indah dari seorang pakar,pendobrak dan penguak teori konspirasi dunia.


"Sejatinya politikus itu bukanlah perwakilan rakyat,tapi mereka adalah sekumpulan geng yang mementingkan golongannya..BUKAN BANGSANYA"..!!!"

-Jesse Ventura-
Selamat berpesta 'kibuli' rakyat...
- See more at: http://www.voa-islam.com/read/indonesiana/2014/03/27/29663/fakta-caleg-2014-90-muka-lama-10-gile-dari-artis-porno-preman/#sthash.IBEcDy9b.dpuf
Terakhir saya tutup dengan kalimat indah dari seorang pakar,pendobrak dan penguak teori konspirasi dunia.

Sejatinya politikus itu bukanlah perwakilan rakyat,tapi mereka adalah sekumpulan geng yang mementingkan golongannya..BUKAN BANGSANYA"..!!! -Jesse Ventura-
Selamat berpesta 'kibuli' rakyat...
Kalo sudah begini suara rakyat hanya sayup terdengar, selebihnya kepentingan pemilik modal semata dan agenda asing. [tmp/islampos/brbs/voa-islam.com]

Jumat, 20 Juni 2014

perkembangan kemampuan berbicara pada balita

Almira Qonitah, kini sudah 18 bulan. alhamdulillah yang telah menganugerahkan anak yang cantik lagi periang ini kepada kami.

beberapa waktu yang lalu, ketika si "tata" (begitulah dia menyebut namanya sendiri) belum pandai berbicara, sangat ingin rasanya segera dari mulut kecilnya keluar kata "abi" untuk memanggilku.. ingin sekali bercakap-cakap dengannya, mendengar cerita darinya atau sekedar mendengar jawaban darinya.

hemmm.. sekali lagi alhamdulillah. kini sudah lumayan kosakata yang dikuasainya. mungkin puluhan.. sudah bisa merangkai 3 - 4 kata dalam satu kalimat, meski kadang kurang pas pengucapannya. sudah bisa berhitung 1 - 10 meski kadang nomor 3 dan 9 lupa terucap olehnya.

namun, seiring perkembangannya dalam berbicara, terkadang malah dibuat jengkel karenanya. terutama istriku, yang paling sering berinteraksi dengannya. secara,, saya ngantor dari rumah jam 7 an sampai jam 5, kadang pulang sampai malam kalau pas ada jadwal ngajar malam. otomatis emaknya yang dibuat gemas. misalnya; soal pandai menolak makan, ada-ada aja alasannya. minta didong (gendong), nimuum (minum), datal (gatal), lari sana-sini.. yang paling sering terucap kalimat "ndaaak!!".

tergelitik dengan perkembangan kemampuan bicara pada anak, saya coba surfing dan cari-cari sumber yang pas mengenai perkembangan bicara anak. kebetulan yang saya suka dari situs balita-anda.com yang memuat artikel "Tahap Perkembangan Kemampuan Bicara dan Berbahasa". berikut adalah tahap perkembangan berbicara pada anda tersebut.

Berikut ini akan disajikan informasi seputar tahapan perkembangan bahasa dan bicara seorang anak. Namun perlu diperhatikan, bahwa batasan-batasan yang tertera juga bukan merupakan batasan yang kaku mengingat keunikan setiap anak berbeda satu dengan yang lain. Menurut Dr. Miriam Stoppard (1995) tahapan perkembangan kemampuan bicara dan berbahasa dapat dibagi sebagai berikut:

0 - 8 Minggu
Perkembangan Kemampuan Berbicara dan Bahasa
Pada masa awal, seorang bayi akan mendengarkan dan mencoba mengikuti suara yang didengarnya. Sebenarnya tidak hanya itu, sejak lahir ia sudah belajar mengamati dan mengikuti gerak tubuh serta ekspresi wajah orang yang dilihatnya dari jarak tertentu. Meskipun masih bayi, seorang anak akan mampu memahami dan merasakan adanya komunikasi dua arah dengan memberikan respon lewat gerak tubuh dan suara. Sejak dua minggu pertama, ia sudah mulai terlibat dengan percakapan, dan pada minggu ke-6 ia akan mengenali suara sang ibu, dan pada usia 8 minggu, ia mulai mampu memberikan respon terhadap suara yang dikenalinya.

Tindakan yang Dapat Dilakukan Orangtua

  • Semakin dini orang tua menstimulasi anaknya dengan cara mengajaknya bercakap-cakap dan menunjukkan sikap yang mendorong munculnya respon dari si anak, maka sang anak akan semakin dini pula tertarik untuk belajar bicara. Tidak hanya itu, kualitas percakapan dan bicaranya juga akan lebih baik. Jadi, teruslah mengajak anak Anda bercakap-cakap sejak hari pertama kelahirannya.
  • Jalinlah komunikasi dengan dihiasi oleh senyum Anda, pelukan, dan perhatian. Dengan demikian anak Anda akan termotivasi untuk berusaha memberikan responnya.
  • Tunjukkanlah selalu kasih sayang melalui peluk-cium, dan kehangatan yang bisa dirasakan melalui intonasi suara Anda. Dengan demikian, Anda menstimulasi terjalinnya ikatan emosional yang erat antara Anda dengan anak Anda sekaligus membesarkan hatinya.
  • Selama menjalin komunikasi dengan anak Anda, jangan lupa untuk melakukan kontak mata secara intensif karena dari pandangan mata tersebutlah anak bisa merasakan perhatian, kasih sayang, cinta, dan pengertian. Jika sedang bicara, tataplah matanya dan jangan malah membelakangi dia.
  • Jika anak Anda menangis, jangan didiamkan saja. Selama ini banyak bereda pandangan keliru, bahwa jika bayi menangis sebaiknya didiamkan saja supaya nantinya tidak manja dan bau tangan. Padahal, satu-satunya cara seorang bayi baru lahir untuk mengkomunikasikan keinginan dan kebutuhannya (haus, lapar, kedinginan, kepanasan, kebutuhan emosional, kelelahan, kebosanan) dia adalah melalui tangisan. Jadi, jika tangisannya tidak Anda pedulikan, lama-lama dia akan frustasi karena kebutuhannya terabaikan. Yang harusnya Anda lakukan adalah memberinya perlakuan seperti yang dibutuhkannya saat ia menangis. Untuk itu, kita sebagai orang tua haruslah belajar memahami dan mengerti bahasa isyaratnya. Tidak ada salahnya, jika Anda seakan-akan bertanya padanya, seperti: "rupanya ada sesuatu yang kamu inginkan,....coba biar Ibu lihat..."


8 - 24 Minggu

Perkembangan Kemampuan Berbicara dan Bahasa
Tidak lama setelah seorang bayi tersenyum, ia mulai belajar mengekspresikan dirinya melalui suara-suara yang sangat lucu dan sederhana, seperti 'eh', 'ah', 'uh', 'oh' dan tidak lama kemudian ia akan mulai mengucapkan konsonan seperti 'm', 'p', 'b', 'j' dan 'k'. Pada usia 12 minggu, seorang bayi sudah mulai terlibat pada percakapan "tunggal" dengan menyuarakan 'gaga', 'ah goo', dan pada usia 16 minggu, ia makin mampu mengeluarkan suara seperti tertawa atau teriakan riang, dan bublling. Pada usia 24 minggu, seorang bayi akan mulai bisa menyuarakan 'ma', 'ka', 'da' dan sejenisnya. Sebenarnya banyak tanda-tanda yang menunjukkan bahwa seorang anak sudah mulai memahami apa yang orang tuanya atau orang lain katakan. Lucunya, anak-anak itu akan bermain dengan suaranya sendiri dan terus mengulang apa yang didengar dari suaranya sendiri.

Tindakan yang Dapat Dilakukan Orangtua
  • Untuk bisa berbicara, seorang anak perlu latihan mekanisme berbicara melalui latihan gerakan mulut, lidah, bibir. Sebenarnya, aktivitas menghisap, menjilat, menyemburkan gelembung dan mengunyah merupakan kemampuan yang diperlukan. Oleh sebab itu, latihlah anak Anda baik dengan permainan maupun dengan makanan.
  • Sering-seringlah menyanyikan lagu untuk anak Anda dengan lagu-lagu anak-anak yang sederhana dan lucu, secara berulang dengan penekanan pada ritme dan pengucapannya. Bernyanyilah dengan diselingi permainan-permainan yang bernada serta menarik. Jadi, luangkan lah waktu Anda untuk terlibat dalam kegiatan menarik seperti itu agar kemampuan bicara dan berbahasa anak Anda lebih berkembang.
  • Salah satu cara seorang anak berkomunikasi di usia ini adalah melalui tertawa. Oleh sebab itu, sering-seringlah bercanda dengannya, tertawa, membuat suara-suara dan ekspresi lucu agar kemampuan komunikasi dan interaksinya meningkat dan mendorong tumbuhnya kemampuan bahasa dan bicara.
  • Setiap bayi yang baru lahir, mereka akan belajar melalui pembiasaan atau pun pengulangan suatu pola, kegiatan, nama atau peristiwa. Melalui mekanisme ini Anda mulai bisa mengenalkan kata-kata yang bermakna pada anak pada saat melakukan aktivitas rutin, seperti : pada waktu mau makan, Anda bisa katakan "nyam-nyam"

28 Minggu - 1 Tahun

Perkembangan Kemampuan Berbicara dan Bahasa
Usia 28 minggu seorang anak mulai bisa mengucapkan 'ba', 'da', 'ka' secara jelas sekali. Bahkan waktu menangis pun vokal suaranya sangat lantang dan dengan penuh intonasi. Pada usia 32 minggu, ia akan mampu mengulang beberapa suku kata yang sebelumnya sudah mampu diucapkannya. Pada usia 48 minggu, seorang anak mulai mampu sedikit demi sedikit mengucapkan sepatah kata yang sarat dengan arti. Selain itu, ia mulai mengerti kata "tidak" dan mengikuti instruksi sederhana seperti 'bye-bye' atau main 'ciluk-baa'. Ia juga mulai bisa meniru bunyi binatang seperti 'guk', 'kuk', 'ck'..

Tindakan yang Dapat Dilakukan Orangtua

  • Jadilah model yang baik untuk anak Anda terutama pada masa ini lah mereka mulai belajar meniru kata-kata yang didengarnya dan mengucapkannya kembali. Ucapkan kata-kata dan kalimat Anda secara perlahan, jelas dengan disertai tindakan (agar anak tahu artinya atau korelasinya antara kata yang Anda ucapkan dengan tindakan kongkritnya), dan jangan lupa, bahasa tubuh dan ekspresi wajah Anda juga harus pas.
  • Anak Anda akan belajar bicara dengan bahasa yang tidak jelas bagi Anda. Jadi, ini lah waktunya untuk Anda berdua (Anda dengan anak) saling belajar untuk bisa saling memahami keinginan dan maksud berdua. Jadikanlah kegiatan ini sebagai salah satu bentuk permainan yang menyenangkan agar anak Anda tidak patah semangat untuk terus mencoba mengucapkan secara pas dan jelas. Namun, jika Anda malas memperhatikan "suaranya", apa yang dimaksudnya, dan tidak mengulangi suaranya, atau bahkan ekspresi wajah Anda membuat dirinya jadi enggan mencoba, maka anak Anda akan merasa bahwa "tidak memungkinkan baginya untuk mencoba mengekspresikan keinginan karena orang dewasa tidak akan ada yang mengerti dan mau mendengarkan".
  • Kadang-kadang, ikutilah gumamannya, namun, Anda juga perlu mengucapkan kata secara benar. Jika suatu saat ia berhasil mengucapkan suatu suku kata atau kata dengan benar, berilah pujian yang disertai dengan pelukan, ciuman, tepuk tangan..dan sampaikan padanya, "betapa pandainya dia".
  • Jika mengucapkan sebuah kata, sertailah dengan penjelasan artinya. Lakukan hal ini terus menerus meski tidak semua dimengertinya. Penjelasan bisa dilakukan misal dengan menunjukkan gambar, gerakan, sikap tubuh, atau pun ekspresi.

1 Tahun - 18 Bulan

Perkembangan Kemampuan Berbicara dan Bahasa
Pada usia setahun, seorang anak akan mampu mengucapkan dua atau tiga patah kata yang punya makna. Sebenarnya, ia juga sudah mampu memahami sebuah obyek sederhana yang diperlihatkan padanya. Pada usia 15 bulan, anak mulai bisa mengucapkan dan meniru kata yang sederhana dan sering didengarnya untuk kemudian mengekspresikannya pada porsi/ situasi yang tepat. Usia 18 bulan, ia sudah mampu menunjuk obyek-obyek yang dilihatnya di buku dan dijumpainya setiap hari. Selain itu ia juga mampu menghasilkan kurang lebih 10 kata yang bermakna.

Tindakan yang Dapat Dilakukan Orangtua

  • Semakin mengenalkan anak Anda dengan berbagai macam suara, bunyi, seperti misalnya suara mobil, motor, kucing, anjing, dsb. Kenalkan pula pada suara-suara yang sering didengarnya sehari-hari, seperti pintu terbuka-tertutup, suara air, suara angin berdesir di pepohonan, kertas dirobek, benda jatuh, dsb.
  • Sering-seringlah membacakan buku-buku yang sangat sederhana namun sarat dengan cerita yang menarik untuk anak dan gambar serta warna yang "eye catching". Tunjukkan obyek-obyek yang terlihat di buku, sebutkan namanya, jelaskan apa yang sedang dilakukannya, bagaimana jalan ceritanya. Minta lah padanya untuk mengulang nama yang Anda sebutkan, dan jangan lupa, berilah pujian jika ia berhasil mengingat dan mengulang nama yang Anda sebutkan.
  • Jika sedang bersamanya, sebutkan nama-nama benda, warna dan bentuk pada setiap obyek yang dilihatnya.
  • Anda mulai bisa mengenalkan dengan angka dengan kegiatan seperti menghitung benda-benda sederhana yang sedang dibuat permainan. Lakukan itu dalam suasana yang santai dan nyaman agar anak tidak merasa ada tekanan keharusan untuk menguasai kemampuan itu.


18 Bulan - 2 Tahun

Perkembangan Kemampuan Berbicara dan Bahasa
Pada rentang usia ini, kemampuan bicara anak semakin tinggi dan kompleks. Perbendaharaan katanya pun bisa mencapai 30 kata dan mulai sering mengutarakan pertanyaan sederhana, seperti 'mana ?', 'dimana?' dan memberikan jawaban singkat, seperti 'tidak', 'disana', 'disitu', 'mau'. Pada usia ini mereka juga mulai menggunakan kata-kata yang menunjukkan kepemilikan, seperti 'punya ani', 'punyaku'. Bagaimana pun juga, sebuah percakapan melibatkan komunikasi dua belah pihak, sehingga anak juga akan belajar merespon setelah mendapatkan stimulus. Semakin hari ia semakin luwes dalam menggunakan kata-kata dan bahasa sesuai dengan situasi yang sedang dihadapinya dan mengutarakan kebutuhannya. Namun perlu diingat, oleh karena perkembangan koordinasi motoriknya juga belum terlalu sempurna, maka kata-kata yang diucapkannya masih sering kabur, misalnya 'balon' jadi 'aon', 'roti' jadi 'oti'.

Tindakan yang Dapat Dilakukan Orangtua

  • Mulailah mengenalkan anak Anda pada perbendaharaan kata yang menerangkan sifat atau kualitas. Seperti "baik, indah, cantik, dingin, banyak, sedikit, asin, manis, nakal, jelek", dsb. Caranya, pada saat Anda mengucapkan suatu kata tertentu, sertailah dengan kualitas tersebut, misalnya "anak baik, anak manis, anak pintar, baju bagus, boneka cantik, anak nakal, roti manis", dsb.
  • Mulailah mengenalkan padanya kata-kata yang menerangkan keadaan atau peristiwa yang terjadi: sekarang, besok, di sini, di sana, kemarin, nanti, segera, dsb.
  • Anda juga bisa mengenalkannya kata-kata yang menunjukkan tempat: di atas, di bawah, di samping, di tengah, di kiri, di kanan, di belakang, di pinggir; Anda bisa melakukannya dengan menggunakan contoh gerakan. Banyak model permainan yang dapat Anda gunakan untuk menerangkan kata-kata tersebut, bahkan dengan permainan, akan jauh lebih menyenangkan baginya dan bagi Anda.
  • Yang perlu Anda ingat, janganlah menyetarakan perkembangan anak Anda dengan anak-anak lainnya karena tiap anak mempunyai dan mengalami hambatan yang berbeda-beda. Jadi, jika anak Anda kurang lancar dan fasih berbicara, janganlah kemudian menekannya untuk lekas-lekas mengoptimalkan kemampuannya. Keadaan ini hanya akan membuatnya stress.


2 Tahun - 3 Tahun

Perkembangan Kemampuan Berbicara dan Bahasa
Seorang anak mulai menguasai 200 - 300 kata dan senang bicara sendiri (monolog). Sekali waktu ia akan memperhatikan kata-kata yang baru didengarnya untuk dipelajari secara diam-diam. Mereka mulai mendengarkan pesan-pesan yang penuh makna, yang memerlukan perhatian dengan penuh minat dan perhatian. Perhatian mereka juga semakin luas dan semakin bervariasi. Mereka juga semakin lancar dalam bercakap-cakap, meski pengucapannya juga belum sempurna. Anak seusia ini juga semakin tertarik mendengarkan cerita yang lebih panjang dan kompleks. Jika diajak bercakap-cakap, mudah bagi mereka untuk loncat dari satu topik pembicaraan ke yang lainnya. Selain itu, mereka sudah mampu menggunakan kata sambung "sama", misalnya "ani pergi ke pasar sama ibu", untuk menggambarkan dan menyambung dua situasi yang berbeda. Pada usia ini mereka juga bisa menggunakan kata "aku", "saya", "kamu" dengan baik dan benar. Dengan banyaknya kata-kata yang mereka pahami, mereka semakin mengerti perbedaan antara yang terjadi di masa lalu, masa kini dan masa sekarang.

Tindakan yang Dapat Dilakukan Orangtua

  • Pada usia ini, anak Anda akan lebih senang bercakap-cakap dengan anak-anak seusianya dari pada dengan orang dewasa. Oleh sebab itu, akan baik jika ia banyak dikenalkan dengan anak-anak seusianya dan dilibatkan pada lingkungan sosial yang bisa memfasilitasi kemampuan sosial dan berkomunikasinya. Salah satu tujuan para orang tua memasukkan anaknya dalam nursery school adalah karena alasan tersebut, agar anaknya bisa mengembangkan kemampuan komunikasi sekaligus sosialisasi. Meskipun demikian, bahasa dan kata-kata yang diucapkan masih bersifat egosentris, namun lama kelamaan akan lebih bersifat sosial seiring dengan perkembangan usia dan keluasan jaringan sosialnya.
  • Sering-seringlah menceritakan cerita menarik pada anak Anda, karena sebenarnya cerita juga merupakan media atau sarana untuk mengekspresikan emosi, menamakan emosi yang disimpannya dalam hati, dan belajar berempati. Dari kegiatan ini pula lah anak Anda tidak hanya belajar berani mengekspresikan diri secara verbal tapi juga belajar perilaku sosial.
  • Ceritakan padanya cerita yang lebih kompleks dan kenalkan beberapa kata-kata baru sambil menerangkan artinya. Lakukan ini secara terus menerus agar ia dapat mengingatnya dan mengenalinya dengan mudah ketika Anda mengulang cerita itu kembali di lain waktu.


3 - 4 Tahun

Perkembangan Kemampuan Berbicara dan Bahasa
Anak mulai mampu menggunakan kata-kata yang bersifat perintah; hal ini juga menunjukkan adanya rasa percaya diri yang kuat dalam menggunakan kata-kata dan menguasai keadaan. Mereka senang sekali mengenali kata-kata baru dan terus berlatih untuk menguasainya. Mereka menyadari, bahwa dengan kata-kata mereka bisa mengendalikan situasi seperti yang diinginkannya, bisa mempengaruhi orang lain, bisa mengajak teman-temannya atau ibunya. Mereka juga mulai mengenali konsep-konsep tentang kemungkinan, kesempatan, dengan "andaikan", "mungkin", "misalnya", "kalau". Perbendaharaan katanya makin banyak dan bervariasi seiring dengan peningkatan penggunaan kalimat yang utuh. Anak-anak itu juga makin sering bertanya sebagai ungkapan rasa keingintahuan mereka, seperti "kenapa dia Ma?", "sedang apa dia Ma?", "mau ke mana?"

Tindakan yang Dapat Dilakukan Orangtua

  • Hindari sikap mengkoreksi kesalahan pengucapan kata anak secara langsung, karena itu akan membuatnya malu dan malah bisa mematahkan semangatnya untuk belajar dan berusaha. Anda bisa mengulangi kata-kata tersebut secara jelas seolah Anda mengkonfirmasi apa yang dimaksudkannya. Dengan demikian, ia akan memahami kesalahannya tanpa merasa harus malu.
  • Pada usia ini, seorang anak sudah mulai bisa mengerti penjelasan sederhana. Oleh sebab itu, Anda bisa mulai mencoba untuk mengajaknya mendiskusikan soal-soal yang sangat sederhana; dan tanyakan apa pendapatnya tentang persoalan itu. Dengan cara itu, Anda melatih cara dan proses penyelesaian masalah pada anak Anda setahap demi setahap. Hasil dari tukar pendapat itu sebenarnya juga mempertinggi self-esteem anak karena ia merasa pendapatnya didengarkan oleh orang dewasa.
  • Mulailah mengeluarkan kalimat yang panjang dan kompleks, agar ia mulai belajar meningkatkan kemampuannya dalam memahami kalimat. Untuk mengetahui apakah ia memahami atau tidak, Anda bisa melihat respon dan reaksinya; jika ia melakukan apa yang Anda inginkan, dapat diartikan ia cukup mengerti kalimat Anda.
  • Anak-anak sangat menyukai kegiatan berbisik karena hal itu permainan mengasikkan buat mereka sebagai salah satu cara mengekspresikan perasaan, dan keingintahuan.
  • Pakailah cerita-cerita dongeng dan fabel yang sebenarnya mencerminkan dunia anak kita dan memakainya sebagai suatu cara untuk mengajarkan banyak hal tanpa menyinggung perasaannya. Dengan mendongeng, Anda mengenalkan padanya konsep-konsep tentang moralitas, nilai-nilai, sikap yang baik dan jahat, keadilan, kebajikan dan pesan-pesan moral lainnya. Jadikanlah saat-saat bersama anak Anda sebagai masa yang menyenangkan, ceria, santai dan segar. Buatlah ini menjadi kebiasaan di waktu-waktu tertentu, seperti sebelum tidur atau di waktu sore hari.

Saran buat ayah dan ibu
Setiap orang tua pasti mengharapkan anaknya tumbuh sehat dan berkembang secara optimal sesuai tahap perkembangan yang wajar (bahkan banyak pula yang inginnya lebih). Untuk itu, beberapa saran untuk menyiapkan kondisi yang positif dan konstruktif bagi anak :
  • Asupan gizi dan nutrisi yang baik diperlukan anak mulai dari masa prenatal hingga post natal, supaya organ bicara dan otak sebagai pusat pengolahan data dan informasi bisa berfungsi secara optimal
  • Screening virus. Calon ibu biasanya disarankan untuk melakukan uji TORCH (Toksoplasma, Rubella, Citomegalo dan Herpes), guna menghindari adanya virus-virus tersebut yang berbahaya bagi perkembangan janin (termasuk proses pembentukan jaringan organ panca indera). Berkonsultasilah dengan dokter ahli supaya mendapatkan gambaran dan treatment yang sesuai.
  • Tidak ada anak yang sama persis di dunia ini, sehingga hindarkan sikap membanding-bandingkan anak.
  • Berkomunikasi secara intensif, kontak mata, bercerita, berdialog, bekerja sama dengan anak, meski anak belum bisa merespon secara kompleks. Emosi yang di transfer sudah menjadi bahasa tersendiri yang ditangkap oleh otak anak sehingga anak mengerti apa yang dikehendaki orangtua.
  • Gunakan media yang bervariasi untuk mengembangkan kemampuan bahasa dan bicara anak, sesuai dengan karakter anak. Anak yang masih resah dan sulit memfokuskan perhatian jangan di paksa untuk membaca buku seperti anak yang tidak punya problem konsentrasi. Gunakan media lain, seperti alam dan permainan untuk mengembangkan kemampuan bahasanya.
  • Waspada terhadap ambisi diri yang bisa menyebabkan problem emosional pada anak. Saking inginnya anak pintar berbicara dan berbahasa, orang tua memaksakan dengan cara yang keras dan tidak tepat apalagi dengan ancaman, hingga anak malah tertekan, takut, bingung, marah dan kesal.