Senin, 06 April 2020

BIOLA-NEKTON

Marine Nekton Marine Nekton - ppt download

1.    Pengertian dan sifat umum nekton
Nekton adalah kelompok organisme yang tinggal di dalam kolom air, baik di perairan tawar maupun laut. Kata “nekton" diberikan oleh Ernst Haeckel tahun 1890 yang berasal dari bahasa Yunani yang berarti 'berenang'. Ilmu yang mempelajari tentang ikan disebut Nektologi.
Secara umum Nekton memiliki beberapa sifat sebagai berikut:
  • Organisme yang dapat bergerak atau berenang dengan keinginan sendiri.
  • Organisme konsumen di daerah pelagic.
  • Aktif berenang
  • Umumnya invertebrata, namun vertebrata juga ada seperti pisces dan mamalia laut.
  • Memiliki masa hidup lebih panjang daripada plankton (invertebrata: 1 tahun, ikan: 5 – 10 tahun). 
  • Migrasi, misalnya ikan tuna bermigrasi dari feeding ground ke breeding ground hingga sejauh ribuan kilometer. Migrasi lainnya umumnya juga dialami oleh jenis ikan salmon.

2.    Jenis-jenis nekton di laut
2.1. Pembagian Nekton Berdasarkan kelas
Untuk nekton laut, secara umum dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) kelas :
  • Kelas Vertebrata, merupakan nekton bertulang belakang, jumlahnya besar, nekton-nekton tersebut mempunyai tulang keras dan tulang rawan.
  • Kelas Moluska, merupakan nekton lunak seperti gurita, cumi-cumi dan kerang.
  • Kelas Crustacea, adalah nekton yang mempunyai cangkang atau kulitnya keras, contohnya lobster dan kepiting.
2.2. Pembagian Nekton Berdasarkan Sifat Hidupnya
Nekton seperti ikan yang berkelompok dapat diklasifikasikan dalam 2 golongan yaitu Golongan Holoepipelagik dan Golongan Meroepilagik. Penjelasan klasifikasi jenis mengenai Kelompok Holoepipelagik dan Meroepilagik dapat dilihat dibawah ini :
A. Golongan Holoepipelagik
Holoepipelagik adalah golongan ikan yang menghabiskan seluruh waktunya di daerah epipelagik. Kelompok ikan ini mencakup ikan-ikan hiu tertentu (cucut,martil, hiu mackerel, cucut biru), kebanyakan ikan terbang, tuna, setuhuk, cucut gergaji, lemuru, ikan dayung, dan lain-lain.
B. Golongan Meroepilagik
Meroepipelagik adalah golongan ikan yang menghabiskan sebagian waktu hidupnya di daerah epipelagik. Meropelagik dapat dibagi lagi berdasarkan pola hidup masing-masing organisme, diantaranya :
·                 Kelompok Organisme yang menghabiskan sebagian waktu hidupnya di daerah epipelagik, kelompok ini beragam dan mencakup ikan yang menghabiskan masa dewasanya di epipelagik tetapi memijah di daerah pantai.
·                    Kelompok Organisme yang hanya memasuki daerah epipelagik pada waktu-waktu tertentu, seperti ikan perairan-dalam semacam ikan lentera yang bermigrasi ke permukaan pada malam hari untuk mencari makan.
·                 Kelompok Organisme yang menghabiskan awal daur hidupnya di epipelagik, tetapi masa dewasanya di daerah lain.

C. Adaptasi nekton di perairan laut

Berbagai macam adaptasi nekton di laut tentunya setiap spesies akan berbeda tergantung spesies serta factor lingkungannya, berikut merupakan macam - macam adaptasi secara umum:
a.       Adaptasi Morfologi
Adaptasi morfologi merupakan proses penyesuaian diri makhluk hidup yang memperlihatkan perubahan bentuk dan struktur tubuh. Ciri adaptasi hewan air :
·         Tubuhnya berbentuk torpedo (stream line), hal ini dimaksudkan untuk meminimumkan hambatan bentuk dan turbulensi. Pada ikan perenang cepat hampir semua tubuhnya yang biasanya menonjol menjadi tertekan sampai menjadi pipih yang dapat ditinggikan hanya bila dibutuhkan. Untuk mamalia laut, rambut menjadi lebih pendek atau tidak ada, sebab rambut lebih menghambat dari[ada kulit telanjang. Kelenjar susu rata dan alat genital jantan tidak menonjol kecuali jika sedang berfungsi.
·         Permukaan tubuh licin karena berlendir.
·         Anggota gerak tubuh berupa sirip. Hewan nektonik umumnya bergerak maju (berenang) dengan melakukan gerakan mengomabak dari tubuh atau sirip.
·         Anjing laut bertelinga berenang dengan menggunakan sirip depannya sebagai dayung, sedangkan anjing laut tidak bertelinga menggunakan kaki belakang yang berselaput renang merentang secara vertikal seperti sirip ekor ganda pada ikan.
·         Ikan pari dan ikan mola-mola melakukan pergerakan mengombak pada sirip sebagai tenaga penggerak. Sedangkan tenaga penggerak pada vertebrata bahari yang bernapas di udara adalah dengan bergerak mendayung, baik yang dilakukan oleh tungkai depan, belakang atau keduanya.
·         Pada ikan terbang dengan sirip yang besar dapat lolos dari predatordenga cara mendorong dirinya keluar dari air dan meluncur dengan siripseperti sayap.
b.      Adaptasi Fisiologi
Adaptasi fisiologi merupakan proses penyesuaian diri makhluk hidup terhadap lingkungan sekitarnya yang memperhatikan perubahan sistem metabolisme dalam tubuhnya. Ciri adaptasi hewan air :
·         Dinding sel ikan laut lebih tebal dibandingkan dinding sel ikan tawar.
·         Ikan air laut banyak meminum air dan mengeluarkan sedikit urine dalam menyesuaikan tekanan osmosis, sedangkan pada ikan air tawar mengeluarkan banyak urine dan meminum sedikit air.
·         Kemampuan melayang dan bergerak dengan kecepatan tinggi dalam air. Kebanyakan ikan dapat mengatur jumlah gas dalam gelembung renangnya dan mengubah tingkat apungnya. Mamalia bahari, berang-berang, dan anjing laut menggunakan udara yang terperangkap pada lapisan bawah rambutnya yang lebat sebagai daya apung. Cumi-cumi mengatur daya apung netral dengan mengganti ion kimia berat dalam cairan tubuh dengan yang lebih ringan. Mekanisme lain untuk meningkatkan daya apung adalah dengan menyimpan lipida di dalam tubuh.
c. Adaptasi Tingkah laku
Adaptasi tingkah laku merupakan proses penyesuaian diri makhluk hidup terhadap lingkungannya dengan cara memperlihatkan tingkah laku. Ciri adaptasi hewan air :
·         Pengeluaran tinta pada cumi-cumi untuk penyelamatan diri.
·         Munculnya ikan paus ke permukaan air untuk menghirup O2 setiap 30 menit sekali.
·         Migrasi pada ikan salmon untuk melakukan reproduksi di daerah air tawar.

d.   Adaptasi Reproduksi
Reproduksi merupakan kemampuan individu menghasilkan keturunan sebagai upaya untuk melestarikan jenis atau kelompoknya.Meskipun tidak semua individu mampu menghasilkan keturunan, namun setidaknya reproduksi berlangsung pada sebagian besar individu yang hidup di permukaan bumi ini.
Secara umum ikan dapat dibedakan atas dua jenis yaitu jantan dan betina (biseksual/dioecious) dimana sepanjang hidupnya memiliki jenis kelamin yang sama. Istilah lain untuk keadaan ini disebut gonokhoristik yang terdiri atas dua kelompok yaitu :
·         Kelompok yang tidak berdiferensiasi, artinya pada waktu juvenil, jaringan gonad belum dapat diidentifikasi apakah berkelamin jantan atau betina.
·         Kelompok yang berdiferensiasi, artinya sejak juvenil sudah tampak jenis kelaminnya apakah jantan atau betina.
Selain gonokhoristik, dikenal pula istilah hermafrodit yang artinya di dalam tubuh individu ditemukan dua jenis gonad (jantan dan betina).Bila kedua jenis gonad ini berkembang secara serentak dan mampu berfungsi, keduanya dapat matang bersamaan atau bergantian maka jenis hermafrodit ini disebut hermafrodit sinkroni.Contoh ikan yang bersifat seperti ini adalah Serranus cabrilla, Serranus subligerius dan Hepatus hepatus. Ikan yang termasuk golongan ini adalah Sparrus auratus dan Pagellus centrodontus. Bila pada awalnya berkelamin jantan namun semakin tua akan berubah kelamin menjadi betina maka disebut sebagai hermafrodit protandri. Sedangkan hermafrodit protogini adalah istilah untuk individu yang pada awalnya berkelamin betina, namun semakin tua akan berubah menjadi kelamin jantan seperti dijumpai pada ikan belut.
Perbedaan seksualitas pada ikan dapat dilihat dari ciri-ciri seksualnya.Ciri seksual pada ikan terbagi atas ciri seksual primer dan ciri seksual sekunder. Ciri seksual primer adalah alat/organ yang berhubungan dengan proses reproduksi secara langsung. Ciri tersebut meliputi testes dan salurannya pada ikan jantan serta ovarium dan salurannya pada ikan betina.Ciri seksual primer sering memerlukan pembedahan untuk melihat perbedaannya.Hal ini membuat ciri seksual sekunder lebih berguna dalam membedakan jantan dan betina meskipun kadangkala juga tidak memberikan hasil yang nyata.
            Pada ikan-ikan epipelagik, tidak ada mekanisme khusus yang akan memisahkannya dari sesama jenisnya yang bentik atau yang hidup di perairan dangkal. Tetapi ikan-ikan bertulang keras holonektonik seperti tuna dan marlin memijahkan telur yang terapung dan mengalami perkembangan di perairan laut terbuka yang bersifat planktonik. Akibatnya ikan-ikan menghasilkan telur dalam jumlah yang sangat banyak untuk mengimbangi jumlah yang hilang akibat dimangsa predator. Lain halnya dengan hiu pelagik. Ikan-ikan ini menghasilkan beberapa telur atau embrio. Parin (1970) menyatakan bahwa cucut martil menghasilkan dua embrio sedangkan cucut biru lebih dari lima puluh empat. Jelas kalau bibit ini harus melewati perkembangannya sebagai plankton, kesempatannya untuk menghindari pemangsaan sangat kecil. Jadi hiu ini memperbesar kesempatan hidup bagi keturunannya dengan menahan telur dalam tubuh betina lebih lama sehingga ketika lahir atau menetas, ukurannya lebih besar dan lebih tahan terhadap predator yang potensial.
Tingkah laku reproduksi pada banyak hewan, termasuk ikan merupakan suatu siklus yang dapat dikatakan berkala dan teratur. Kegiatan reproduksi pada beberapa jenis ikan hanya terjadi sekali dalam hidupnya (big-bang spawner). Termasuk dalam golongan ini adalah ikan salmon (onchorhyncus), lamprey laut (Petromyzon marinus) dan sidat (Anguilla).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar